Inovasi Pelayanan Publik E-gov
Inovasi Pelayanan Publik E-gov
Sejak penggunaan ICT telah merambah
secara luas ke dalam kehidupan organisasi sektor publik, ternyata pemanfaatan
teknologi tersebut tidak hanya mampu menggiring atas terjadinya
pergeseran yang positif dibidang proses dan prosedur penyusunan kebijakan
publik, tetapi juga mampu menciptakan terjadinya peningkatan tranparansi dan
akuntabilitas hampir diseluruh fungsi pemerintahan, dan dapat pula meningkatkan
jumlah cost saving pada kegiatan administrasi pemerintahan.
Bahkan lebih dari pada itu penerapan E-Gov secara
kuantitatif mampu memperluas cakupan pelayanan, sedangkan secara
kualitatif juga sangat efektif dalam menumbuhkan tingkat kepuasan
masyarakat penerima jasa layanan yang disedikan oleh pihak pemerintah
sebagai provider-nya. Dengan kata lain dapat pula dikatakan bahwa
penerapan E-Gov secara esensial merupakan tindakan inovatif
bagi terselenggarakannya pelayanan publik yang dapat menciptakan kepercayaan
dan kepuasan masyarakat kepada pemerintah.
Memperhatikan
pendapat yang telah pernah mengutarakan oleh Pathak et al dapatlah diambil
sebuah pemahaman bahwasannya penerapan E-Gov. pada saat ini
tidak boleh dipandang hanya sebagai bentuk-bentuk penyelenggaraan pemerintahan
berbasis ICT dengan memanfaatkan jaringan internet semata.
Ada banyak hal yang lebih penting dan dari pada itu, sehingga E-Gov.
harus dipandang sebagai sebuah model aktivitas kepemerintahaan integratif yang
dicirikan oleh adanya sebuah proses aktivitas kerja seluruh organisasi sektor
publik yang mampu menciptakan terjadinya demokratisasi pemerintahan yang lebih
terpercaya, maupun berbagai aspek tindakan pemerintah lainnya yang lebih
transparan, akuntabel, cepat, tepat dan akurat melalui aplikasi ICT, karena
kehadliran E-Gov. ternyata mampu menciptakan serta
memperbaiki kualitas interaksi antara pemerintah dengan berbagai pihak.
Berbagai interaksi yang lajim dapat ditingkatkan kualitas interaksinya itu diantaranya
adalah interaksi antara pemerintah dengan warga negara atau Government
to Citizen (G to C), interaksi pemerintah dengan swasta Government
to Business (G to B), serta interaksi yang terjadi antara pemerintah
dengan pemerintah Government to Government (G to G) maupun
bentuk-bentuk interaksi lainnya, baik yang berjalan secara upward
interaction, downward interaction maupun yang berjalan
secara backward interaction serta forward
interaction sehingga dapat mengefektifkan dan mengefisienkan kinerja
internal organisasi pemerintahan yang lajim disebut sebagai internal
government operation (Backus; 20010).
Pendek kata, bahwa
dengan kehadliran E-Gov. yang diaplikasikan secara konsekwen oleh
negara-negara maju ternyata mampu membuka peluang yang seluas-luasnya bagi
negara itu untuk melakukan perbaikan kinerja mereka. Mereka dengan sangat
meyakinkan telah melakukan pergeseran pola kerja yang semula bersifat negatif
dan banyak mendapat kecamanan serta menimbulkan kekecewaan warga negara itu,
telah menjelma menjadi pola kerja yang penuh dengan pujian dan kepuasan dari
berbagai pihak karena kualitasnya yang menjadi semakin meningkat dengan
terciptanya interaksi antara pemerintah dengan masyarakat yang semakin
harmonis. Sementara itu kinerja internal organisasi sektor publiknya juga
menjadi sangat efektif dan efisien sehingga cost of public service
delivery yang ditanggung oleh masyarakat menjadi sangat murah yang
berdapak positif pada peningkatan kualitas interaksi yang terjadi antara negara
dengan warga masyarakatnya, baik mereka yang berstatus sebagai users, citizen maupun
yang berstatus sebagai customer. Menanggapi tentang berbagai
manfaat positif yang dapat dirasakan oleh negara-negara maju yang telah
mengaplikasikan E-Gov.
Mengomentari
tentang berbagai hasil dan dampak positif yang telah dirasakan oleh berbagai
negara maju melalui penerapan E-Gov. tersebut, Organization
of Economic Cooperation and Development (OECD) dalam UN
Government Survey (2008: 3) mengatakan sebagai berikut;
Innovation in
information and communication technologies have also provided an apportunity
for effective working modalities across government agencies. Whereas at an
early stage ICT was viewed as an important tool for improving efficiency, as
organizations become more mature and more complex, the role of ICT needs to
evolve to enable onter-organizational linkages and, with it, the need for
e-government coordination as such, ICT is being viewed as a key tool to bring
about a change in service delivery.
Menyimak tentang
apa yang disampaikan oleh OECD tersebut, memberikan
pemahaman yang lengkap bagi kita bahwa kehadliran E-Gov bagi
organisasi sektor publik atau organisasi pemerintahan itu adalah merupakan
sebuah keniscayaan yang tidak mungkin bisa dihindarkan, apabila negara itu
benar-benar memiliki keinginan yang kuat dalam rangka memperbaiki kualitas
kinerja mereka. Pada umumnya ada 3 (tiga) aspek dari kinerja organisasi sektor
publik yang mampu ditingkatkan kualitasnya melalau penyelenggaraan E-Gov. yang
meliputi:
-
Penyerahan atau pemberian e-service kepada masyarakat secara
efisien, efektif, yang dilakukan oleh pemerintah dengan memegang teguh pada
prinsip-prinsip equity, impartiality dan equality.
-
Peningkatan kepuasan bagi warga negara maupun pihak swasta karena adanya
pelayanan pemerintah yang dilakukan secara cepat, tepat dan akurat karena
proses pelayanan yang diberikan oleh pemerintah selalu didasarkan pada sikap
dan perilaku public servants yang penuh semangat, proaktif,
progresif dan positif tanpa.
-
Peningkatan kepercayaan masyarakat kepada organisasi sektor publik, karena
adanya interaksi yang berjalan secara lancar, transparan dan akuntabel.
Sementara itu
menurut hasil survey yang pernah dilakukan oleh Pathak et al (2008) bahwa
pengaplikasian program E-Gov yang dilakukan secara konsekwen
itu ternyata juga terbukti sangat ampuh dan efektif untuk memberantas korupsi,
khususnya korupsi di bidang pemberian atau penyerahan jasa pelayanan publik
yang dilakukan oleh pihak pemerintah kepada mereka yang membutuhkannya.
Salah satu bentuk korupsi bidang pelayanan publik yang bisa diminimalisir
secara efektif melalui penyelenggaraan E-Gov itu
adalah apa yang lajim disebut sebagai petty bureaucratic corruption maupun
yang disebut sebagai low-level administrative corruption (Pathak
et al; 2008) yang sering dilakukan oleh kelompok birokrat kelas bawah yang oleh
Lipsky (1980) diistilahkan sebagai Street Level Bureaucrats.
Berkaca dari berbagai fakta keberhasilan oleh
negara-negara maju dalam menerapakan E-Govtersebut, pada saat ini
banyak negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia yang berusaha
mengikuti langkah-langkah yang telah diambil oleh berbagai negara maju
tersebut, yakni mulai berusaha untuk mengaplikasikan E-Gov di
republik tercinta ini. Sudah barang tentu bahwa Indonesia juga memiliki harapan
yang besar, bahwa dengan diterapkannya E-Gov ini juga akan
dapat membawa hembusan angin segar dan kesuksesan yang memuaskan banyak pihak,
sebagaimana yang telah diraih oleh berbagai negara maju yang telah lebih dahulu
menerapkan E-Gov di negaranya. Dengan kata lain bahwa
Indonesia melalui E-Gov. nya juga sangat menaruh harapan
untuk dapat meningkatkan efektivitas kerja, efisiensi biaya, serta bertujuan
untuk mempermudah dan memperlancar jalannya proses pelayanan publik bagi warga
negaranya, baik bagi mereka yang berstatus sebagai citizens, client,
users maupun customers
Komentar
Posting Komentar